Cari Blog Ini

Jumat, 08 April 2011

Cerpen : Penantian

Surabaya, 9 Juni 2010
Hari itu hujan, seseorang berlari kencang membelah lebatnya air hujan yang turun dijalanan. Tampak dijalanan orang – orang berlarian untuk segera mencari tempat berteduh. Diseberang jalan nampak restoran yang biasanya menyajikan makanan siap saji yang disantap diluar nampak sepi. Semua pengungjung dan pengurus restoran itu harus memasukkan semua meja dan kursi ke dalam restoran agar para tamu bisa makan dengan tenang. Dijalan juga terlihat semua kendaraan mulai memacu lajunya agar segera sampai ditujuan yang diinginkannya.  

Lelaki itu harus segera pulang dan membaca surat itu. Surat yang dikirimkan oleh seseorang yang selalu ditunggunya selama ini. Seseorang yang telah lama pergi ke tempat lain dan meninggalkannya sendiri. Satu-satunya hal yang mampu menghubungkan mereka hanyalah surat. Dan hari itu, surat dari gadis itu sampai, dan ia harus segera membacanya. Sesampainya dirumah ia langsung menuju kamarnya. Bajunya yang basah oleh air hujan tidak segera dilepasnya. Yang ada dipikirannya adalah segera membaca surat itu. Segera disobeknya amplop surat berwarna putih itu dan segera ia membaca isi surat itu.


Buat Kekasihku yang jauh disana.
  
Assalamualaikum.
Semoga saja kabarmu saat ini baik-baik saja. Aku disini juga baik-baik saja. Bagaimana keadaan Bunda dan Nina ? ah pasti Bunda saat ini sedang sibuk mengurusi segala keperluan dikantornya yang baru ya ? seperti yang sudah kau tuliskan disurat sebelumnya. Titip salam ya buat Bunda, jangan terlalu sibuk bekerja, nanti kalau sakit repot.
  
Oh iya, bagaimana sekolahmu ? wah pasti banyak gadis-gadis yang mengerubungi kamu ya ? hem awas aja ya kalau kamu sampai main-main disana. Aku disini selalu berharap agar segera bisa bertemu denganmu. Disini semester baru segera berakhiri, banyak sekali materi pelajaran-pelajaran  yang harus segera aku kumpulkan untuk ujian. Tahu sendiri kan kalau disini aku harus belajar ektra. Apalagi dinegara ini, aku enggak punya sahabat sama sekali. Setiap hari aku harus berusaha untuk menguasai kosa kata baru agar aku bisa berdialog dengan orang-orang disini. Kalau kamu sih enak disana, mau ngomong apapun juga bisa, hehehehe.
  
Minggu lalu kami sekeluarga pergi berlibur di Gunung Fuji. Karena sudah musim dingin, maka saljunya disini banyak sekali. Oh iya aku juga kirimkan beberapa foto kami waktu berlibur. Waktu itu aku enggak sengaja melihat ada sebuah kuil. Katanya kalau kita berdoa disana, maka permohonan kita akan dikabulkan. Tapi, permohonan itu harus ditulis pada sebuah lilin. Nama pendoa dan yang didoakan dipahat dililin itu. Coba tebak nama siapa yang aku pahat ?  kalau enggak bisa jawab, ntar enggak aku kasih hadiah........ ayah dan ibu juga waktu itu memberikan aku sebuah pohon sakura yang sangat keccil. Katanya sakura itu baru bisa berbunga kalau usianya sudah lebih dari 1 tahun. Lama sekali kan ? sekarang aja baru 1 bulan.  Oh iya, bagaimana dengan kebun bunga  mawar didepan rumah itu ? wah pasti sekarang sudah berbunga semuanya ya ? warna apa aja yang muncul ?  jangan lupa ya kalau sudah banyak, aku minta kamu kirim benihnya..... siapa tau bisa aku tanam disini. Hehehehe.......

Apakah kamu masih menungguku ? apakah akan ada masa dimana kita akan segera bersama ? jangan kamu meragukan aku disini. Tak sedikitpun aku akan menyakiti ataupun mendustaimu. Semoga disana kaupun juga akan mampu menjaga kepercayaanku. Jangan pernah lupakan aku didalam ingatanmu. Walaupun ada jarak yang mesisahkan raga ini, percayalah bahwa perasaanku akan selalu dekat dihatimu untuk selalu.
Sudah dulu ya, aku harus segera belajar, jangan lupa suratku harus kamu balas. Kalau enggak, awas aja......
Sayounara
   
Wassalamualaikum
Dari seseorang yang selalu mencintaimu diseberang lautan.

Lelaki itu tersenyum, lalu matanya menoleh kearah jendela. Matanya tertuju pada tangkai-tangkai bunga mawar yang telah memberikan berkuncup-kuncup bunga. Besok, kuncup-kuncup itu pasti akan segera mekar dan ia akan tahu warna apa saja yang akan menghiasi taman itu. Dilipatnya kembali surat itu, lalu diambilnya beberapa lembar foto yang ada di amplop itu. Dilihatnya foto-foto itu dan senyumnya kembali terlihat saat dilihatnya seraut wajah manis disana. Wajah kekasihnya yang tersenyum sambil memegang sebuah bunga sakura. Lama ia mengamatinya, lalu air matanya menetes tanpa bisa ia kendalikan. Yah, ia merindukan sosok itu.
#.#.#.#.#

Kyoto, 12 juni 2010

Seorang gadis nampak duduk-duduk disebuah taman. Rambutnya yang panjang tergerai bergerak-gerak diterpa angin. Dinginnya salju yang turun tidak lantas membuatnya ingin segera beranjak dari tempat itu. Orang yang lalu-lalang disekitarnya tidak membuatnya merasa terganggu. Ia tetap duduk disana sambil sesekali merapatkan syal yang melingkar dilehernya untuk mengusir dingin yang dirasakannya. Ditangannya, sebuah amplop berwarna biru nampak sobek diujungnya. Lembaran yang ada didalamnya segera dibacanya dengan penuh perhatian.

Dariku yang menunggumu kembali
  
 Assalamualaikum
Sudah aku baca suratmu kemarin dan sudah aku lihat foto yang kamu kirimkan. Wah, kamu semakin putih ya disana ? hem, pasti karena hawa disana dingin ya ? enggak seperti disini, yah walaupun sering hujan, tetap saja terasa panas kalau siang. Bahkan, kadang-kadang aku harus rela tidur diluar agar aku mendapat angin dingin.
Oh iya,Bunda memang sedang sibuk dengan urusan kantorrnya. Salam dari kamu juga sudah aku sampaikan. Katanya, kapan kamu akan berkunjung ke surabaya ? ibu dan adikku sudah kangen ingin bertemu, aku juga.
Aduh sampai lupa, masa aku enggak menanyakan kabar sih ? hehehehe, bagaimana kabarnya sicantikku ini disana ? jangan mudah tergoda sama kumbang-kumbang disana ya ? karena kalau sampai itu terjadi, awas aja, akan aku samperin kamu disana.
Oh iya, disini juga semester baru sudah akan berakhir, sama seperti kamu disana, disini aku juga mulai mencari-cari beberapa buku materi yang tidak bisa aku dapatkan diperpustakaan atau dirumahku. Semuanya harus segera aku dapatkan, solanya aku enggak mau nilai ulanganku nanti akan jelek.
Tanggal 2 mei kemarin hari ulang tahun nina. Kamu masih ingat sama dia kan ? adikku itu selalu menanyakan kapan kamu akan kesurabaya lagi, katanya dia mau nagih janji kamu yang mau mengajari dia bahasa jepang. Makanya, segera kembali ya ? Masalah bunga mawar, wah banyak banget warnanya, mulai dari warna putih kayak kulit kamu, sampai warna hitam kesukaan mama juga ada. Kalau benihnya ya masih lama dong. Kan ini juga baru mekar untuk pertama kali. Jadi ya sabar aja ya ?hehehehehe...........

Aku masih memakai cincin yang waktu itu kita beli bersama. Aku sangat mengharapkan agar kita bisa segera bertemu kembali. Entah itu hanya untuk beberapa menit atau bahkan hanya untuk sekedip mata, aku enggak perduli. Rasanya sudah lama sekali aku tidak bisa menatap langsung sepasang mata indah itu. Sepasang mata yang mampu membuatku merasa melayang diatas bumi ini. Setiap hari aku selalu membayangkan kembali kemasa lalu, apakah perpisahan ini akan menyita banyak waktu ataukah hanya akan terjadi untuk sebentar saja ? tidak sedikitpun aku merasa lelah untuk menunggumu disini. Dalam setiap langkahku, hanya ada namamu yang diingatanku ini. Pabila nanti kita kan berjumpa kembali, kata-kata apakah yang akan aku berikan kepadamu ? kata apakah yang akan aku ucapkan untuk membuka awal perjumpaan kita kembali ?
Kadang kala timbul rasa takut didalam diriku, rasa takut akan kehilanganmu yang jauh disana. Ah, aku benci diriku yang merasa kecil ini. Namun, aku sangat takut akan kehilanganmu. Sadarkah dirimu kalau aku sangat merindukanmu ? hanya ada dirimu didalam hatiku. Tak perlu kamu meragukan itu. Akan aku tunggu kapanpun perjumpaan itu datang.
Sekian dulu suratku ini, semoga semuanya akan segera berakhir pada perjumpaan kita kembali.

Wassalamualaikum
Dari kekasihmu yang tak lelah memberikan kerinduannya padamu.

Beberapa butir air mata menetes dipipi gadis itu. Matanya masih menatap surat itu, surat yang dikirimkan oleh kekasihnya yang berada jauh disana. Tangannya yang mungil mnegusap air mata yang mentes itu. Ia enggak mau dilihat aneh oleh orang-orang yang menatapnya. Surat itu dimasukkannya kembali ke amplop dan disimpannya disalah satu saku jaketnya. Matanya menerawang jauh kemasa kanak-kanaknya, masa dimana ia masih bisa berlarian bersama dengan sahabat kecilnya yang kini telah menjadi kekasihnya itu. Rasanya baru kemarin ia dan lelaki itu memanjat pohon jambu milik tetangga sebelah rumahnya dan memetik beberapa buahnya yang sudah ranum. Rasanya baru kemarin ia dan lelaki itu menghabiskan waktu seharian dengan bersepeda bersama berkeliling lapangan disorehari dan menyaksikan matahri terbenam. Rasanya baru kemarin ia dan lelaki itu bersama-sama menanam benih bunga mawar yang diperolehnya dikebun belakang rumah lelaki itu. Rasanya semua waktu itu belum lama berlalu.

Ia segera tersadar dari lamunannya saat dirasakannya matahari sudah berada diatas kepalanya, walaupun musim dingin, namun matahari tetap muncul. Segera ia merapikan kembali semua bawaannya. Semua bukunya dimasukkan kedalam tas ranselnya yang tergeletak disampingnya. Segera ia beranjak dari duduknya sambil membenahi rambutnya dan syal nya. Setelah itu, segera ia melangkah keluar taman dan segera menuju rumahnya. Melangkah melewati salju yang turun perlahan dan bunga sakura yang mulai berguguran dijalanan.
#.#.#.#.#

Jakarta, 12 Mei 2010

“ Alfi, ayo makan dulu......” suara merdu Bunda terdengar dari arah dapur. Alfi yang baru saja datang dari sekolah segera menuju ruang makan.
“ Hari ini apa makan siangnya Bunda ?” tanyanya.
“ Sayur kangkung sama jamur goreng. Kenapa ?” tanya Bunda sambil menuangkan nasi kepiring Alfi.
“ Wah enak ni Bunda........”
“ Mas Alfi apasih yang enggak enak ? apa aja juga dimakan kan ? ” celetuk Nina, adik perempuannya yang duduk disampinganya.
“ Berisik ah.....”
“ Biarin. Beneran kok...... apa aja juga dimakan kan sama mas Alfi ?”
“ Cerewet.....”
“ Sudah-sudah... dimeja makan jangan malah berkielahi. Sudah, cepat makan .” kata Bunda menengahi.
“Oh iya Alfi, ini ada surat buat kamu. Tadi Bunda ambil dari kotak pos depan.” Kata bunda sambil menyerahkan sebuat amplop berwarna putih.
Alfi segera menerimanya dan membnaca nama pengirim dari surat itu, disana tertera sebuah nama yang sangat dirindukannya.
“ Dari siapa mas ?” tanya Nina sambil menyendokkan makanan kemulutnya.
“ Dari Fifi....”
“ Mbak Fifi ya ? wah sini aku juga mau baca mas....” kata Nina sambil berusaha mengambil surat itu dari tangan Alfi. Alfi lanagsung menyembunyikaan surat itu disaku bajunya.
“ Enggak boleh, ini khusus buat aku, bukan buat kamu.....”
“ Pelit......”
“ Ye biarin.....”
“ Pelit...”
“ Biarin....”
“ haduh sudah, ayo makan jangan bertengkar lagi. Masa kakak sama adik bertengkar terus sih ? enggak capek ya ?” omel Bunda.
“ Abisnya mas Alfi gitu Bunda. Masa aku enggak boleh baca suratnya mbak Fifi ?” rengek Nina.
“ Ya inikan suratnya buat aku, ya terserah aku kan Bunda ?” jawab Alfi
“ Dasar Pelit.......”
“ Biarin....”
“ Sudah..... Nina, itukan surat buat kakakmu, ya sudahlah biar saja. ”kata Bunda.
Nina cemberut, Alfi menjulirkan lidahnya kearah Nina tanda mengejeknya.

Setelah selesai makan siang, Alfi segera menuju kamarnya. Ia ingin segera membaca surat itu. Segera dibukanya amplop itu dan dibacanya isi surat itu.
  
Buat kekasihku yang jauh disana
  
Assalamualaikum.
Bagaimana keadaanmu ? semoga saja kamu masih tetap sehat-sehat saja selalu disana.
Aku enggak bisa menuliskan banyak kata – kata disuratku ini. Karena aku harus rajin belajar, tinggal seminggu lagi akan ujian disekolahku. Pasti disekolahmu juga begitu kan ? semoga kamu juga tetap rajin belajarnya ?
Disurat ini aku hanya mau mengabarkan kalau liburan semester ini aku akan berlibur ke surabaya. Aku sudah minta ijin sama papa dan mama. Aku akan menginap dirumah kamu disana. Pasti boleh kan ? aku sudah sangat rindu sama kalian semuanya, terutama sama kamu. Aku merasa, sudah lama sekali kita terpisahklan antara jarak dan waktu. Semoga suratku ini enggak akan mengusik konsentrai belajarmu disana. Oh iya titip salam ya buat Bunda dan Nina. Ntar kado ulang tahunya Nina akan menyusul dari aku. Hehehehe
Aku juga masih memakai cincin itu. Tak pernah sekalipun aku melepaskan cincin itu. Aku akan selalu memakainya karena aku selalu mencintaimu selamanya. Aku sudah tidak sabar untuk segera menunggu saat berjumpa kembali denganmu nanti. Oh iya jangan pernah kamu meragukan kesetiaanku disini. Aku selalu setia kepadamu.
Sekian dulu surat dariku ini.
  
Wassalamualaikum.
  
Dari seseorang yang selalu mencintaimu diseberang lautan.

“ ASYIK.... FIFI MAU LIBURAN DISINI ”teriak Alfi
“ Kapan mas ? ” tanya Nina yang muncul dari balik pintu.
“ Liburan semester ini. Katanya ntar dia juga nginep dirumah kita.”jawab Alfi.
“ Beneran ?” tanya Nina.
“ Yup......”
“ Asyik.....”jerit Nina sambil berlari keluar.
“ BUNDA..... KATANYA MBAK FIFI MAU LIBURAN DISINI BUNDA.... BUNDA....”teriak Nina.

Dikamarnya, Alfi merasa sangat bahagia. Rasanya ia tidak bisa mempercayai kalau semuanya ini akan menjadi kenyataan. Sebulan lagi ia kana kembali bertemu dengan kekasihnya yang berada jauh disana. Kekasihnya akan kembali dan menghabiskan liburan bersamanya. Rasanya ia sudah lama sekali menunggu saat-saat ini. Ah, ia harus segera menyiapkan segalanya. Iua harus segera menyiapkan bagaimana nantinya ia akan menemui kekasihnya itu. Menemuinya kembali setelah hampir 3 tahun ini. Dibacanya kembali surat itu untuk memastikan apakah tulisan itu memang benar. Setelah itu ia tersenyum bahagia saat mengetahui bahwa semua tulisan itu memang nyata.

#.#.#.#.#

Surabaya, 20 Juli 2010

Bandara Juanda surabaya siang itu tidak terlalu ramai. Hanya terlihat beberapa orang yang lalu-lalang disana. Ditempat parkir yang biasanya penuh dengan kendaraan penjemput dan sebaliknya juga terlihat sangat lenggang. Hanya ada beberapa mobil saja yang terparkir disana. Dikursi penjemput juga hanya ada beberapa orang saja yang terlihat. Selebihnya adalah petugas Bandara yang melaksanakan tugasnya seperti biasa.
Disalah satu tempat duduk itu, Alfi tampak duduk sambil sesekali melirik jam arlojinya yang ada dipergelangan tangannya itu. Rasanya ia sudah lama menunggu disana. Namun, ia tidak juga melihat adanya pesawat yang datang dari Jepang, atau mungkin ia yang datang terlalu awal ? sudah hampir 2 jam ia menunggu disana. Ia sudah terlihat tidak sabar menunggu kedatangan pesawat itu.

Tepat 15 menit kemudian, tampak petugas Bandara memberitahukan melalui pengeras suara bahwa pesawat dari jepang sudah sampai di bandara. Alfi segera berdiri dan segera berlari menuju pintu kedatangan. Disana ia menunggu dengan harap-harap cemas setiap orang yang turun dari pesawat itu. Orang pertama, orang kedua, orang ketiga........ semuanya bukanlah Fifi, apakah mungkin ia dibelakang ?, pikirnya.

Semua orang tampaknya sudah turun dari pesawat itu. Tapi, Alfi tidak melihat ada Fifi diantara mereka. Ia kembali melihat ke arah pesawat itu untuk memastikan apakah ada orang yang masih berada disana ? dan tentunya orang yang diharapkan itu adalah Fifi. Namun, ternyata memang semua penumpang pesawat itu sudah turun. Dan diantara mereka tidak ada Fifi.

Alfi terdiam ditempatnya, semua kebahagiaannya perlahan berubah menjadi kesedihan. Apakah mungkin fifi telah lupa dengan janjinya ? apakah mungkin ia lupa kalau ia akan berlibur disurabaya ? ataukah terjadi sesuatu dengan dirinya ?

Apa yang harus dikatakannya kepada Nina ? adiknya itu sudah sangat bahagia bisa bertemu kembali dengan Fifi. Ia bahkan sudah mengoceh akan minta diajarin segala hal mengenai jepang. Bahkan, ia juga ikut membatu dirinya membersihkan kamar yang nantinya akan dipakai untuk Fifi selama disana. Bagaimana ia akan mampu menjelaskannya pada adiknya itu ? bagaimana pula dengan Bunda ? Bunda telah memasak makanan yang sangat disukai Fifi. Bahkan, Bunda rela bangun lebih pagi hanya untuk membuatkan masakan-masakan itu. Bagaimana ia akan mengatakan kepada Bunda kalau Fifi tidak jadi datang ? akan sesedih apakah Bunda dan Nina nantinya ?

Alfi berjalan lunglai meninggalkan Bandara. Ia sangat sedih. Beberapa butir air matanya menetes tanpa dirasakannya. Air mata kekecewaan yang sangat dirasakannya. Pengharapan yang dialaminya sebulan ini, serentak meluluh dihari ini.

Namun, tiba-tiba langkahnya dihentikan oleh seseorang yang berdiri didepannya. Orang itu bahkan menjatuhkan tasnya tepat didepan Alfi.

“ Mau kemana ? kok enggak nungguin sih ?” katanya.

Alfi kenal betul siapa pemilik suara itu. Suara yang sudah sangat dirindukannya selama 3 tahun ini. Suara yang bahkan dalam mimpipun selalu bisa didengarnya, suara yang sangat dirindukannya. Alfi mengangkat wajahnya. Didepannya berdiri seorang gadis cantik berambut panjang. Matanya yang jernih itu mengingatkannya dengan kenangan masal lalunya saat bersamanya. Senyuman itu mengingatkannya kembali akan saat-saat yang dilaluinya bersamanya dulu. Rambutnya yang panjang tergerai itu mengingatkannya saat ia dahulu pernah hampir ketakutan karena mengira sosok itu hantu. Ya sosok itu, sosok yang ditunggunya selama ini. Dan kini sosok itu tersenyum dan berdiri didepannya.

“ Kok bengong ? bawain donk tasku ini....” lanjutnya
“ Fifi.....” kata Alfi sambil memeluk kekasihnya itu erat.

Selesai sudah penantiannya selama ini. Penantian itu telah terbayar dan kini ia akan menjalani hari-hari bersama kembali bersama kekasihnya itu. Setidaknya untuk liburan semester ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar