Apa kabar Diary ? hari ini aku merasa sedikit bahagia. Walaupun badanku sedikit merasa sakit, tapi hari ini aku merasa bahagia sekali. Yah mungkin memang sudah saatnya aku untuk bisa kembali tersenyum. Aku sudah bisa melupakan semua hal buruk yang belakangan ini terjadi kepadaku. Mulai saat ini aku akan berusaha untuk tidak memusingkan hal itu kembali. Rasanya sudah cukup kepalaku selalu dipenuhi dengan masalah-masalah yang sama ini. Masalah yang semakin hari semakin menyesatkan pikiranku saja.
Hari ini aku bangun seperti biasa, kesiangan. Mungkin karena semalam aku begadang menulis cerpen. Yah mungkin mulai saat ini di Blogku ini juga akan aku muat beberapa hasil karanganku, baik itu cerpen maupun puisi. Yah selamat menikmati saja deh nanti. Bangun-bangun tadi aku sudah merasa kalau kepalaku agak pusing. Memang sih sejak semalam aku enggak bisa berhenti bersin-bersin. Bahkan, dari hidungku dan mulutku juga keluar cairan kental kekuningan yang rasanya asin, kalian pasti sudah tahu kan itu namanya apa. Semalam kalau enggak salah aku tidur jam 3 . Ups, itu bukannya malam ya ? tapi udah pagi. Hehehehe.....
Oh iya, hari ini Shi tampaknya lebih ceria dibandingkan kemarin. Makanannya yang aku berikan tadi juga langsung dihabiskannya dalam sekejap, yah walaupun beberapa ada yang terjatuh sih dan tidak dia makan. Aku heran, setiap kali aku memperhatikannya, Shi pasti akan berlarian kesana-kemari, seperti ingin menghindari tatapanku. Tapi kalau aku biarkan, dia pasti akan diam. Kadangkala aku bingung, apa mungkin Shi tidak senang berada didekatku ? apa mungkin ia ingin agar aku melepaskannya dan membiarkannya pergi bebas ? tapi, sejujurnya aku enggak mau kehilangan Shi. Aku enggak mau kehilangan saat-saat yang sudah aku lewati bersamanya beberapa hari ini. Aku sangat menyayanginya. Bagiku, Shi adalah salah satu penyemangat kehidupanku. Kalau dia hilang, pasti aku akan sedih dan merasa terpukul kembali. Aku enggak mau hari-hariku kembali kedalam kesedihan.
Kalau Ciyo berbeda. Dia selalu saja tenang, entah saat aku memperhatikannya ataupun saat aku melupakannya. Bagiku, Ciyo adalah pendengar keluh kesahku yang terbaik. Dia selalu mendengarkan semua ceritaku tanpa pernah memotongnya. Dia membiarkan aku menumpahkan semua hal yang aku rasakan dihari itu dengan baik dan tenang. Dia juga tidak memperlihatkan raut muka yang merasa bosan karena sudah menjadi pendengar setiaku. Makanya, bagiku Ciyo adalah pendengar dan sahabat yang sangat aku banggakan. Walaupun kadang-kadang aku enggak bisa memahami apa yang ada diddalam pikirannya, tetapi aku senang kalau dia mau didekatku. Ciyo juga selalu mau menemaniku disaat semua orang mengucilkanku. Dialah yang selalu memberikan aku semangat. Walaupun dia hanya diam saja menatapku, tapi dari pancaran matanya aku bisa tahu kalau dia ingin agar aku tidak bersedih lagi. Karena itulah aku juga ingin mengabulkan harapan Ciyo dengan tidak bersedih lagi. Aku juga ingin berarti bagi Ciyo, seperti ia juga sangat berarti buat aku.
Baik Ciyo ataupun Shi, keduanya adalah bintang cahaya kebahagiaanku. Tidak akan aku biarkan mereka meninggalkanku dikegelapan ini lagi. Kegelapan yang nyaris membuatku berubah menjadi sosok yang selama ini ingin aku musnahkan. Karena aku hanya ingin mempunyai satu pribadi. Namun, mungkin karena memang sudah takdir rasi Gemini. Setiap manusia yang berada dibawah naungannya, pasti akan memiliki dua kepribadian. Entah itu pribadi yang baik, ataupun pribadi yang buruk. Namun, didalam diriku, kedua pribadi itu saling menguatkan. Bahkan, mungkin jika aku hanya memiliki satu pribadi saja dari keduanya, aku akan sangat rapuh.
Mentari tidak hanya bersinar sekali
Air tidak hanya mengalir sejengkal
Hujan tidak hanya turun sebentar
Dan angin tidak hanya bertiup searah
Esok hari mentari akan kembali disingasananya
Memberikan kehangatan baru untuk setiap jiwa yang tersesat
Memberikan sentuhan lembut bagi setiap kulit yang menggigil
Memberikan secercah harapan bagi tunas untuk berkecambah.
Di ujung sana, air akan selalu mengalirkan kehidupan ke lembah-lembah tandus
Menghidupkan semuanya yang menangis sekarat
Hujan akan menurunkan semua air matanya
Menatap sedih setiap jiwa yang menggelepar
Dan angin....
Angin akan tetap bertiup
Entah dari mana ia akan datang
Mungkin dari atas
Atau mungkin dari samping
Bisa juga dari depan
Tapi bagaimana kalau dari belakang ?
Tetapi yang pasti, aku akan selalu melangkah
Langkah yang semakin menjauh dari masa lalu
Langkah yang semakin mendekatkanku ke dalam masa depan
Langkah yang gontai namun pasti dalam pijakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar